03/04/08

kenapa orang bodoh selalu sial?

.:Warning content: penderita penyakit jantung dan ibu hamil dilarang membaca entry di bawah ini:.

entry kali ini dibuat tanpa ada maksud tersembunyi maupun terang2an untuk menyindir atau menyudutkan pihak2 tertentu, maka apabila ada pihak yang merasa tersindir, tersinggung, atau tersudutkan, juga para pihak lain yang tidak merasa tersindir, tersinggung atau tersudutkan, namun merasa isi entry ini menyerang pihak lain dan lain sebagainya, saya sebagai penulis meminta maaf yang sebesar2nya dan ungkapan duka cita yang sedalam2nya.

.:Blog ini hanyalah fiksi belaka, maka apabila ada kesamaan nama, tempat dan peristiwa, mungkin itu hanyalah kebetulan yang mungkin tidak disengaja :.

panjang kan awalannya...

seneng deh rasanya gwe nulis hal2 ga penting macem begitu... ehhehehe... *disambit*

maaf... maaf...

nah... sebelom gwe mulai ngobrol sana sini nggak jelas dan akhirnya kejadian yang kemaren2 terulang kembali... inget kan? gwe akhirnya ga ngomongin apa yang mau gwe omongin hanya karena intronya kepanjangan dan ga nyambung sama sekali sama draft gwe.

maka untuk menghindari hal itu, gwe langsung tebas ke topik aja ya... hehehe (betewe, tebas itu bahasa mana ya? kayanya gwe pernah denger tapi lupa siapa dan jaman apa bahasa itu dipake... kayanya itu bahasa prokem jaman kakek kuda gigit stainless steel ya? (betewe lagi, kuda gigit besi itu mungkin bahasa kuno nya kuda pake kawat gigi kali ya?))

okeh...

kenapa gwe bisa membuat sebuah judul yang begitu bombastis, menghebohkan, dan menggemparkan seperti itu? lalala... alasannya hanya satu... karena orang bodoh tidak pernah menyadari kebodohannya...

seperti kata salah satu filsuf yang gwe lupa namanya, mungkin socrates, mungkin plato, i don't know... mungkin juga confucius... pokoknya gwe lupa deh... nah si beliau ini bilang kalau orang yang bijaksana adalah orang yang menyadari kalau dirinya tidak tahu. alias, kalo orang bisa menyadari kebodohannya sendiri, maka dia bisa dibilang udah setingkat lebih pinter di atas orang bego. ngerti? >_< um... gimana ya ngejelasinnya?

misalnya gini...

ada seorang perempuan muda yang mungkin bodoh atau mungkin tidak bodoh, sedang berkendara berkeliling jakarta. karena Jakarta selalu banjir saat musim hujan, maka jalanan yang akan dilaluinya menjadi rusak. karena jalanan itu rusak maka akhirnya ada perbaikan jalan yang makan biaya bermilyar-milyar. kemudian saat jalanan itu sedang diperbaiki, maka arus lalu lintas pun dialihkan dengan bapak polisi yang lucu2 itu melambai2 menunjukkan arah ke mana mobil itu harus lewat.
karena merasa udah ada petunjuk ijo2, maka si perempuan muda yang mungkin bodoh atau mungkin tidak bodoh itu pun hajar bleh saja. setelah belok kanan kiri mengikuti petunjuk papan ijo2 kemudian dia nyasar karena papan ijo terakhir yang dilihatnya sudah rusak berkarat dan entah bagaimana caranya bisa terpotong setengah. hal ini menunjukkan betapa kreatifnya orang jakarta memodifikasi papan petunjuk jalan.
karena nyasar, maka si perempuan muda yang mungkin bodoh atau mungkin tidak bodoh ini mulai mencari puteran balik. apa hendak dikata, ternyata puteran baliknya jauh di depan sana karena ada bus besar bertuliskan trans jakarta hilir mudik dengan kecepatan bujubuneng dan menewaskan beberapa ekor anak tikus yang mejret di sepanjang baswe. akhir cerita, si perempuan muda yang mungkin bodoh atau mungkin tidak bodoh ini pulang ke rumah setelah empat jam muter2 tanpa sempat datang ke tujuan semula.

apakah perempuan ini bodoh? atau tidak bodoh?

reaksi pertama si perempuan akan berkata: "aduh, sial banget deh gwe, gara2 ada perbaikan jalan makanya gwe jadi nyasar"

reaksi kedua si perempuan akan berkata: "aduh gue kok bodoh sih, mestinya tadi gwe nanya"

dihubungkan dengan teori yang dianut oleh filsuf itu... sampe saat ini gwe juga masih lupa aja siapa namanya... udah lah ya, ga usah dibahas... maka reaksi pertama menunjukkan bahwa si perempuan tidak menyadari kebodohannya, maka dia itu sedang SIAL. sedangkan, reaksi kedua berarti si perempuan sudah menyadari kebodohannya dan naik setingkat lebih tinggi daripada level bodoh, maka dia tidak lagi SIAL.

dapat juga dilihat dari contoh lain, misalnya:

Bodoh: "aduh sial banget deh hari ini, masa gwe ulangan dibagi dapet 3"
tidak bodoh: "aduh, bodoh banget deh gwe... mestinya kan gwe belajar kemaren, biar kaga dapet 3"

bodoh: "sial banget sih pacar gwe kok jelek..."
tidak bodoh: "aduh bego bener gwe mau pacaran sama kodok..."

bodoh: "kok gwe sial ya tadi gwe maen blackjack d internet kalah 300 ribu..."
tidak bodoh: "aduh gwe bego deh mau2nya maen blackjack di internet... padahal kan emang bandar selalu menang..."

disini terlihat jelas kan? bahwa selama ini yang selalu bernasib sial hanyalah mereka2 yang bodoh... sedangkan yang tidak terlalu bodoh hanya melakukan sedikit kebodohan saja, yang kemudian bisa diperbaiki di kemudian hari karena mereka sudah tau di mana salahnya... dan ternyata menyadari kebodohan itu bisa meningkatkan sedikit keberuntungan...

.:harap diingat ini hanyalah sebuah entry belaka, jangan dimasukkan dalam hati jangan juga dipikirkan segitunya, bisa jadi nanti anda susah tidur atau mengalami gangguan pola makan kalau entry beginian aja jadi perdebatan. p e a c e:.

btw, gwe lagi getol nih nulis2... >_< kenapa yaa?

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda

About Me

Seorang psikopat yang berkeliaran di dunia luas, sangat menggemari hal2 berbau kriminal terutama yang berkaitan dengan pembunuhan berencana. Psikopat baik hati ini ternyata suka menolong orang yang kesusahan, terutama orang yang memiliki kesulitan untuk hidup... dibantulah ia supaya cepat mati... namanya juga psikopat... what do you expect??


Friends

satochi
cornelia
ebooks gratisan
raykuro
melisa
icha
sontoloyo
tiza



Archives

Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 Januari 2009


Recent Comments




Halo Mel!


Free chat widget @ ShoutMix



Click for Money
foxcash
kablebux
croclix
alertpaybux