02/04/08

responsibility

akhirnya gwe menemukan jawaban atas pertanyaan gwe sendiri.. hahaha... emang gwe adalah orang yang suka bengong mikir sendiri kalo ada pertanyaan gwe yang belom terjawab. sampe akhirnya, either orang laen kasih jawaban memuaskan buat gwe, atau gwe bikin teori sendiri, sampe gwe anggap cukup baru gwe berhenti mikirin itu...

pathetic T_T

jadi... begitulah...

gwe sempet bertanya2, sehubungan dengan issue Human Rights yang kemaren jadi hot topic gwe, gwe merasa apakah sebagai anak2 seseorang memiliki human rights? ataukah mereka belum cukup menjadi seorang human being dengan tidak memiliki akses penuh ke dalam hak2 mereka sehingga mereka tidak bisa menuntuk apa yang seharusnya menjadi milik mereka?
misalnya kebebasa2n tertentu seperti beragama dan perpendapat. parents cenderung lebih suka mengatur apa yang terjadi pada kehidupan anaknya. dan alasan yang diberikan dosen gwe kemaren sungguh ga masuk akal untuk menjawab pertanyaan gwe ini. jawaban dosen gwe adalah "... tidak ada orang tua yang mau melihat anaknya sengsara, maka dia memberikan indoktrinasi2 tersebut untuk mempermudah jalan untuk anak mereka..."

karena jawaban yang amat sangat tidak memuaskan gwe itulah, gwe menghabiskan a whole day buat mikirin, sebenernya apa jawaban dan apa pembenaranannya. karena gwe rasa, tidak ada orang tua yang NORMAL yang mau merampas begitu saja hak2 anaknya. malah kadang kala orang tua2 jenis tertentu malah membelikan terlalu banyak privileges buat anak2nya. jadi kenapa sebenernya mereka membatasi hak anak untuk memilih jalan hidupnya sendiri?

jawabannya gwe temuin kemaren malem, waktu gwe lagi bete berat.

responsibility.

anak kecil tidak pernah punya tanggung jawab. hanya manusia dewasa yang menyadari arti penting tanggung jawab dan apa yang dinamakan dengan menanggung resiko dan konsekuensi. anak kecil hanya tahu berbuat, dan orang tuanya lah yang bertanggung jawab atas kehidupannya sampai si anak bisa menjadi seorang yang cukup dewasa untuk mengurusi kehidupannya sendiri.

pernah dengar tidak kalau ada anak kecil yang nakal, jelek, kurang ajar, dekil, nyebelin, sok tau, terus jalan petentang petenteng sambil ngomong kasar teriak2 di mall, lalu seorang lain di sekitarnya berkomentar... "ini anak, orang tuanya mana sih? (atau lebih parah lagi, "ini anak ibunya mana sih", *feminist mode: ON*) itu menandakan, sampai seorang anak dianggap dewasa dan mandiri, dia masih sepenuh nya berada di bawah pertanggung jawaban orang tuanya.

si anak akan mendapatkan privileges, seperti si orang tua memenuhi kebutuhan2 hidupnya, tanpa harus pusing memikirkan hari ini makan apa, besok makan apa, mau tinggal di mana, bagaimana caranya bayar tagihan kartu kredit T_T, dan sebagainya. Semuanya ditanggung oleh orang tua, namun kemudahan itu juga dibayar si anak dengan mengorbankan beberapa haknya untuk berpendapat dan memilih, misalnya, tidak bisa makan KFC, jalan2 mesti tunggu baby sitter selesai mandi, pulang sekolah mesti langsung pulang ga bisa hangout di kafe, jam malem, hape disita kalo nilai ulangan dapet jelek, uang jajan dipotong...

sampe akhirnya dia bs bekerja dan mendapatkan uang sendiri. atau lebih hebatnya, bisa tinggal di rumah sendiri.

tapi memikirkan hal semacam itu bikin gwe juga merasa bahwa sampe sekarang gwe juga belom dewasa2 banget. malah gwe cenderung seperti anak yang mendapatkan privileges berlebihan dengan menuntut lebih banyak human rights tanpa terlebih dahulu memikirkan bagaimana caranya untuk menjadi lebih dewasa. bener deh...

coba lihat sekarang... gwe kuliah, makan, baju masih dibiayai orang tua, tapi gwe bisa tuh ngelanggar jam malem, bersuara dan berpendapat seperti layaknya orang yang sama2 dewasa dengan mereka, bahkan sesekali berdebat. bahkan gwe berani kesel sama ortu kalo mereka terlalu banyak ngocehin gwe... padahal kan gwe sebenernya belom bisa begitu. bagaimana pun sekarang gwe masih ada di bawah pertanggung jawaban mereka.. ya kan? well...

jadi...

kembali ke paragraf awal...

kemaren gwe memiliki kebutuhan psikologis untuk mendapatkan jawaban akan pertanyaan2 gwe yang tidak bisa dijawab dengan memuaskan... kemudian gwe menghabiskan waktu seharian untuk mencari jawaban itu demi kepuasan batin gwe. bagi sebagian orang, gwe dianggap tidak bertanggung jawab karena gwe melupakan banyak hal hanya untuk berpikir dan menulis blog. tapi bagi gwe, saat ini gwe sedang melaksanakan tanggung jawab gwe terhadap diri sendiri.

tanggung jawab untuk menuntaskan apa yang gwe mulai dalam pikiran gwe, dan melepaskannya sebagai tahap akhir penyelesaian.

jadi... seberapakah dewasanya gwe?

ga taw juga yah... yang pasti, gwe sedang menuju ke arah sana...

4 Komentar:

Blogger raykuro mengatakan...

kan kata orang bijak "menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan".

Anak-anak kan sedang dalam proses belajar menemukan jati diri dan seperti yang mel bilang belajar bertanggung jawab sebelum terjun ke "dunia"nya saat dewasa nanti. Entah kapan nantinya.

Proses waktu pendewasaan tiap orang dan standart dewasa tiap orang pasti berbeda-beda. Biasanya dipengaruhi lingkungan dan keadaan. Orang tua sebagai lingkungan terdekat pasti memberi influence yang paling besar. Influence bisa dalam bimbingan juga dalam tindakan yang seperti mengatur-ngatur itu.

Jadi kapan seorang dewasa? Ya gak salah kalau dikatakan tanggung jawab sebagai tolak ukurnya. Karena anak-anak yang telah mengerti arti tanggung jawab bisa dikatakan dewasa. Walau karena korban keadaan dan belum cukup umur.

itu menurut gw sih. du dah kaya satu entry aja neh commentnya ahahah

Tapi dalam training tadi siang dewasa secara umur menjadi patokan seseorang cakap hukum :P
hehe.. maklum lagi training banyak pengetahuan baru ehehe

2 April 2008 pukul 22.06  
Blogger Mel mengatakan...

nice (comment) entry. hehehe...

(mel = *ga penting mode: ON*)

3 April 2008 pukul 00.47  
Blogger Cornelia mengatakan...

Responsibility begins with ME!

Lalala~

3 April 2008 pukul 16.05  
Blogger Mel mengatakan...

@cornelia

aku merasa dejavu >_<

entah mengapa... --;

3 April 2008 pukul 17.49  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda

About Me

Seorang psikopat yang berkeliaran di dunia luas, sangat menggemari hal2 berbau kriminal terutama yang berkaitan dengan pembunuhan berencana. Psikopat baik hati ini ternyata suka menolong orang yang kesusahan, terutama orang yang memiliki kesulitan untuk hidup... dibantulah ia supaya cepat mati... namanya juga psikopat... what do you expect??


Friends

satochi
cornelia
ebooks gratisan
raykuro
melisa
icha
sontoloyo
tiza



Archives

Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 Januari 2009


Recent Comments




Halo Mel!


Free chat widget @ ShoutMix



Click for Money
foxcash
kablebux
croclix
alertpaybux